Sabtu, 04 Agustus 2018
Famaous
Food
Tourism
Polytechnic of Makassar
Culinary
Arts Management “5th semester”
Saturday , 04 july
2018
BAKPAO
Bakpao (Hanzi:
肉包,
hanyu pinyin: roubao) merupakan makanan tradisional Tionghoa. Dikenal sebagai
bakpao di Indonesia karena diserap dari bahasa Hokkian yang dituturkan mayoritas
orang Tionghoa di Indonesia.Bakpao sendiri berarti harfiah adalah baozi yang
berisi daging. Baozi sendiri dapat diisi dengan bahan lainnya seperti daging
ayam, sayur-sayuran, serikaya manis, selai kacang kedelai, kacang azuki, kacang
hijau,dan sebagainya, sesuai selera. Bakpao yang berisi daging ayam dinamakan
kehpao.Kulit bakpao dibuat dari adonan tepung terigu yang setelah diberikan
isian, lalu dikukus sampai mengembang dan matang. Pao itu berati “bungkusan”,
Bakpao berarti “Bungkusan-bak” , bak itu artinya daging.Untuk membedakan bakpao
tanpa daging (vegetarian) dari bakpao berdaging biasanya di atas bakpao diberi
titikan warna.
Sejarah/Legenda Bakpao
Sejarah Bakpao
sendiri berasal dari salah satu bagian kecil dari roman terbaik sepanjang masa,
Sānguó Yǎnyì. Zhuge Liang (181 – 234) adalah salah satu ahli strategis terbaik
China, juga sebagai perdana menteri, insinyur, ilmuwan, dan penemu legendaris
bakpao.Cerita ini berawal pada zaman tiga negara (sam kok) ketika terjadi
pemberontakan besar-besaran di daerah selatan Tiongkok, perdana menteri
Tiongkok saat itu, Zhuge Liang meminta izin kepada kaisarnya, Liu Chan untuk
menumpas pemberontakan di selatan itu, terkenal dengan sebutan ‘The Southern
Campaign’ – Suku selatan itu disebut juga ‘Nanman’ atau ‘orang barbar dari
selatan’. Raja di daerah selatan yang memberontak itu bernama Meng Huo.
Tak lama
setelah Liang sampai di daerah selatan itu, Liang sudah mengalahkan Meng Huo 7
kali dan membebaskan 7 kali juga, dimana pada saat pembebasan ketujuhnya Meng
Huo akhirnya menyerah dan berjanji tidak akan memberontak lagi kepada Shu Guo
(saat itu belum ada sebutan Zhong Guo karena Tiongkok masih terpecah menjadi
tiga negara: Shu, Wu, Wei).Setiap kali membebaskan Meng Huo, Zhuge Liang selalu
ditentang oleh jenderal-jenderalnya: “ Kenapa dia dibebaskan ? Bagaimana jika
dia memberontak lagi? ”, Liang dengan tenang menjawab: “ Aku dengan mudah dapat
menangkapnya kembali semudah mengeluarkan tanganku dari saku. Kini aku sedang
mengalahkan hatinya ”
Zhuge Liang
tahu jika Meng Huo ditangkap dan dibunuh, akan ada pengganti Meng Huo lainnya
dan memberontak ke Shu, karena itu dia pikir lebih baik membuat pemimpin daerah
selatan yang berpengaruh ini berpihak kepadanya dan Meng Huo bisa memimpin
daerah selatan untuk setia kepada Shu.Pada peperangan yang terakhir, yang
ketujuh kalinya, Zhuge Liang membuat Meng Huo masuk ke lembah yang dikelilingi
pegunungan. Dilembah itu Liang menaruh kereta pengangkut makanan. Ketika
melihat kereta itu, Meng Huo langsung tertarik dan memimpin pasukannya masuk ke
lembah itu.
Setelah
pasukan Meng Huo mendekati kereta pengangkut makanan itu, ternyata kereta itu
tidak berisi makanan melainkan bubuk mesiu! Langsung saja pasukan Shu yang
sudah menunggu di kaki gunung memanah kereta-kereta yang penuh bubuk mesiu itu
dengan panah api. Terjadi ledakan besar-besaran di lembah itu, dan dalam
sekejap lembah itu menjadi lautan api yang menewaskan hampir semua pasukan Meng
Huo.Kemenangan ini tidak membuat Liang senang, ia hanya agak menyesali: “Jasaku
sangat besar kepada negara, namun dosaku juga sangat besar kepada
Langit(Tian/Tuhan); semoga Langit berkenan mengampuniku karena aku hanya
menjalankan kewajiban menjaga keamanan negara.” Setelah kejadian ini, Meng Huo
kembali ditangkap pasukan Liang.
Ketika Liang
menemui Meng Huo, ia langsung melepaskan ikatan tali Meng Huo dan berkata: “
Silahkan anda pergi lagi dan mempersiapkan pasukan baru anda untuk bertarung
kembali ”. Mendengar itu Meng Huo terharu dan berkata: “ Tujuh kali tertangkap,
tujuh kali juga dibebaskan! Kejadian seperti ini seharusnya tidak pernah dan
tidak akan terjadi!! Meskipun aku tidak punya adat istiadat, aku masih punya
upacara keagamaan yang masih menjunjung etika. Tidak, aku tidak sehina itu! ”
Setelah kejadian ini, suku selatan tidak pernah memberontak lagi kepada Shu.
Ketika dalam
perjalanan akan kembali ke Cheng Du (ibu kota Shu), Zhuge Liang harus melewati
sungai besar. Di sungai itu Liang tertahan karena selalu saja ada gelombang
besar dan badai ketika pasukan Shu akan menyeberang. Zhuge Liang kemudian
meminta pendapat Meng Huo yang ikut mengantar Liang dan Meng Huo berkata:
“Sejak zaman nenek moyang kami, orang yang ingin melewati sungai itu harus
melemparkan 50 kepala manusia untuk persembahan kepada roh sungai ”Karena Liang
tidak mau membuat pertumpahan darah lagi, ia membuat kue yang menyerupai kepala
manusia: bulat namun rata didasarnya, dan kue ini disebut bakpao (baozi).
Sekarang,
meskipun banyak yang tidak mengetahui asal usulnya, bakpao telah populer di
seluruh dunia sebagai salah satu makanan tradisional Cina. Posisi bakpao bahkan
sanggup menggantikan nasi seperti yang terlihat pada film Shaolin.
Cara membuat Bakpao
·
Bahan :
·
Tepung terigu protein rendah 300 g
·
Tepung maizena 60 g
·
Ragi 8 g
·
Baking powder sdt
·
Garam sdt
·
Mentega putih 30 g
·
Gula halus 100 g
·
Air dingin 150 ml
·
Selai coklat
·
Selai strawberry
Cara membuat :
1. Siapkan
wadah besar yang bersih
2. Masukkan
tepung terigu dan gula halus lalu aduk hingga rata.
3. Masukkan
tepung maizena, ragi, dan baking powder lalu aduk hingga rata.
4. Tuang
air sedikit demi sedikit sambil terus diaduk. Uleni hingga adonan tercampur
rata dan pastikan tidak ada gumpalan.
5. Masukkan
garam dan mentega putih. Uleni lagi dengan tangan hingga tercampur sempurna.
6. Diamkan
adonan selama 30 menit. Jangan lupa untuk menutup wadah dengan kain.
7. Ambil
sedikit adonan lalu bentuk menjadi bulatan kecil. Bentuk hingga adonan habis.
8. Diamkan
bulatan adonan selama 10 menit.
9. Bulatan
adonan tadi kemudian pipihkan dan masukkan isian yang ada, bentuk bulat lagi.
10. Diamkan
bulatan adonan yang sudah diisi selama 30 menit.
11. Siapkan
pengukusan dengan api sedang. Kukus bakpao selama 30 menit atau hingga bakpao
matang.
12. Bakpao
siap disantap selagi hangat.
MOCHI
Mochi
merupakan salah satu makanan kecil asal Jepang yang populer di semua negara. Makanan khas Jepang
ini mempunyai rasa yang unik, lembut dan lama kelamaan akan menjadi lengket.Mochi
terbuat dari beras ketan yang nantinya akan ditumbuk hingga lembut dan lengket,
kemudian dibentuk jadi bulat. Mochi
biasanya dibuat dan dimakan pada saat perayaan tradisional
Mochitsuki atau bisa disebut dengan
perayaan tahu baru Jepang. Kue ini juga dijual dan dapat diperoleh dari
toko-toko kue sepanjang tahun, jadi kue ini tidak hanya tersedia pada saat
perayaan tahun baru Jepang.
Sebelumnya,
kue Mochi ini juga mempunyai sejarah mengenai namanya dan alasan menjadi
tradisi di Jepang tiap tahun baru. Nama ‘Mochi’ ini berasal dari berbagai kata,
salah satunya adalah kata kerja ‘Motsu’ yang berarti ‘untuk menahan atau
memiliki’, yang bermaksud bahwa Mochi berupa pemberian dari para dewa. Ada juga
‘Mochizuki’ yang berarti ‘bulan purnama’ dan ‘Muchimi’ yang berarti ‘lengket’.
Sejarah
mengenai tradisi Mochi ini berawal dari
pada zaman dahulu, Mochi sering dimakan oleh para petani Jepang pada saat musim
dingin untuk meningkatkan stamina mereka. Selain para petani, Mochi juga sering
dimakan oleh para samurai. Kue ini
memberikan semangat kepada samurai karena sangat mudah disiapkan dan mudah
dibawa kemana-mana. Suara tumbukan pada saat pembuatan Mochi juga dikatakan
para samurai hendak maju ke medan perang.
Namun karena
para samurai dan hal-hal lainnya dari zaman dahulu yang sekarang sudah tidak
ada, maka diambil waktu yang tepat untuk memakan Mochi. Dan sejak itu
ditentukanlah pada tanggal 1 Januari.
Bahan-bahan Resep Mochi Spesial
Khas Jepang
·
Bahan utama yang dibutuhkan adalah tepung ketan
yang sudah diayak sebelumnya sampai halus kurang lebih sebanyak 150 gram saja.
Gunakan tepung ketan yang bagus dan tidak apek. Untuk merek bisa menggunakan
rosebrand ataupun jenis lainnya.
·
Tepung maizena kurang lebih sebanyak 2 sendok
makan saja.
·
Gula pasir kurang lebih sebanyak 100 gram saja.
·
Tepung beras kurang lebih sebanyak 100 gram
saja.
·
Pewarna makanan yang aman secukupnya. Jumlah
warna sesuaikan dengan selera masing-masing.
·
Garam dapur beryodium secukupnya sesuai selera
atau kurang lebih sebanyak 1/4 sendok kecil saja.
·
Air bersih secukupnya untuk bahan adonan kue
mochinya.
·
Bahan taburan Tepung tapioka atau tepung maizena
yang sudah disangrai secukupnya (kurang lebih sebanyak 125 gram saja). Bisa
juga ditambahkan dengan sedikit gula pasir.
Bahan Isian (dipilih sesuai
selera)
§ Selai
coklat sesuai selera
§ Selai
strawbery sesuai selera
§ Selai
kacang sesuai selera
§ Kacang
tanah (250 gram kacang tanah yang sudah disangrai sampai matang, campur dengan
6 sendok makan gula pasir dan air panas).
Cara Membuat Mochi Yang Enak dan
Kenyal
1. Langkah
pertama ambil satu wadah dan masukkan tepung ketan, tepung maizena, gula pasir,
dan tepung berasnya. Aduk-aduk supaya semua bahan tercampur rata.
2. Tuang
air sedikit demi sedikit kedalam adonan diatas sambil diaduk dan sedikit
ditekan menggunakan tangan (di uleni) sampai adonan benar-benar kalis (jangan
terlalu keras ya, sedikit lebih lembek).
3. Masukkan
garam beryodium sedikt saja kemudian uleni uleni lagi sampai tercampur rata.
4. Pisahkan
adonan menjadi beberapa bagian kemudian warnai adonan sesuai dengan selera.
5. Siapkan
kukusan dan masukkan adonan mochi yang sudah diberi warna dan kukus (kurang
lebih selama 20 menit – 25 menit).
6. Tes
kematangan dengan cara menusukkan lidi kedalam adonan. Kalau sudah tidak ada
yang encer berarti sudah matang adonannya.
7. Setelah
matang angkat dan dingikan sebentar.
8. Sambil
menunggu adonannya dingin, sangrai tepung maizena (ditambah gula pasir kalau
suka) untuk bahan taburannya selama kurang lebih 7 menit.
9. Ambil
adonan resep moci secukupnya dan pipihkan diatas tangan.
10. Masukkan
isian secukupnya kemudian bentuk kembali menjadi bulatan.
11. Gulungkan
kue mochi yang sudah dberi isian diatas tepung maizenanya sampai rata.
12. Ulangi
sampai adonan habis dan siap untuk disajikan.
0 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)