Senin, 12 November 2018
Famaous
Food
Tourism
Polytechnic of Makassar
Culinary
Arts Management “5th semester”
Monday , 12 Desember 2018
Sate Ayam
Sate di
perkirakan muncul dari pedagang jalanan yang berada di sekitar jawa pada abad
ke-19, faktanya sate mulai populer pada abad itu bersamaan dengan pedagang
arab, gujarat india dan pedagang muslim lainnya yang datang ke pulau jawa.
Awalnya,
masyarakat Indonesia memasak daging dengan cara direbus. Tapi setelah mengenal
kebab yang merupakan masakan khas timur tengah, masyarakat Indonesia pun suka
makan daging sapi atau kambing dengan cara dibakar. Hal inilah menjadi awl mila
sate sebagai makanan fovorite masyarakat Indonesia kala itu. Kata sate pun
diperkirakan berasal dari bahasa Tamil, yaitu catai yang artinya daging.
Sate
berkembang di seluruh wilayah Indonesia. Bahkan di setiap daerah di Indonesia
memiliki jenis sate yang khas. Nah, pada abad 19 ini sate menyebar hingga ke
wilayah Afrika Selatan, di negara ini sate disebut dengan sosatie. Di beberapa
negara seperti Malaysia, Singapura dan Thailand sate juga banyak ditemui, tidak
lain karena para perantau dari Jawa banyak berjualan sate di sana.
Macam Sate
Sate Padang
Sebagai 14
makanan terlezat dari dari World's 50 most delicious foods sate ternyata
memiliki banyak jenis. Di Indonesia setiap sate memiliki ciri khas
masing-masing, dari bahan hingga bumbunya. Selain itu sate juga dimasak dengan
berbagai macam cara. Ada Sate Madura yang terbuat dari daging ayam atau
kambing, disajikan dengan bumbu kecap. Sate Padang, disajikan dengan kuah
kuning dengan rasa kari. Sate Ponorogo, yang memiliki ciri khas potongan daging
ayamnya memanjang, disajikan dengan bumbu kacang. Terakhir Sate Lilit, sate
khas Bali, bahan dasarnya daging sapi atau ayam yang dicincang halus lalu
dicampur dengan kelapa parut, dililitkan di tusukan bambu pipih atau batang
serai lalu dibakar di atas arang.
Bahan
·
600 gram daging ayam, potong dadu 2 cm
·
150 gram lemak ayam, potong dadu 2 cm
·
4 sendok makan kecap manis
·
2 sendok makan minyak sayur
·
4 sendok makan minyak kacang
·
50 gram lemak ayam panaskan hingga berminyak
·
50 ml air
·
20-25 bahan tusuk sate yang telah direndam
·
Bumbu halus
·
5 buah cabe merah yang telah direbus
·
10 buah cabe rawit
·
100 gram kacang tanah goreng
·
2 siung bawang putih
·
5 butir kemiri sangrai
·
1 sendok makan gula
·
garam dapur secukupnya
Pelengkap
·
Acar ketimun dan wortel
·
jeruk nipis
Cara membuatnya
1. Tusuk
3 potong daging ayam dan 1 potong lemak per tusuk sate
2. Tumis
bumbu halus dengan minyak sayur hingga harum
3. Tuangi
air dan masak hingga kental.Lalu angkat
4. Aduk
bumbu yang sudah ditumis dengan minyak lemak ayam, minyak kacang dan kecap
5. Bumbu
dibagi dua. Satu bagian untuk bumbu pencelup sate sebelum dibakar dan satu
bagian lagi dipanaskan kembali
6. Bila
sate akan disajikan tuangi bumbu dan sajikan bersama pelengkapnya.
Gudeg
Sejarah
Gudeg sebagai makanan khas daerah yogyakarta dan menjadi makanan enak serta
murah. Kuliner, mungkin itu adalah satu kata yang paling pas untuk sesuatu yang
paling di inginkan wisatawan yang sedang berkunjung ke suatu tempat. Kuliner
memang sudah menjadi hal yang wajib jika kita mengunjungi suatu tempat yang
belum pernah kita kunjungi. Seperti kota Surabaya yang terkenal dengan rujak
cingur atau jakarta yang terkenal dengan kelezatan ketoprak yang siap
menggoyang lidah para penikmat kuliner.
Kali ini kita
akan sedikit menelisik makanan khas dari Jogjakarta yang sudah dikenal
se-Nusantara. Makanan tersebut adalah “gudeg”. Gudeg atau biasa juga disebut
dengan nasi gudeg atau sego gudeg saat ini telah menjadi menu paling favorit di
beberapa restoran atau rumah makan bertema tradisional. Dengan alunan instrumen
lagu yang mengalun santai ditambah dengan hembusan angin semilir dan tempat
makan lesehan, siap yang dapat menolak kelezatan sepiring nasi gudeg? (Baca
juga: Sejarah Candi Kalasan)
Mungkin gudeg
yang pernah Anda makan berbeda dengan yang pernah orang lain makan. Karena
memang lauk dari nasi gudeg sendiri sangat fleksibel. Bisa hanya tahu dan tempe
serta kuah, namun juga dapat ditambahkan banyak jenis makanan lainnya. Berbagai
makanan tambahan tersebut seperti : telur rebus, daging suwir, kacang goreng
dan jenis- jenis makanan lainnya yang cocok untuk dikombinasikan dengan nasi
gudeg seperti ayam dan sambal.
Cara
menyajikannya pun ada yang per porsi dan ada juga yang bisa memilih, sehingga
bisa lebih pas di kantong. Ada baiknya jika Anda bertanya dulu berapa harga
lauk dari nasi gudeg yang akan Anda makan jika Anda memilih sendiri lauknya.
Hal itu dapat mengantisipasi hal yang tidak di inginkan, yaitu kena harga super
mahal di belakang. Pastinya nggak mau kan kena makanan harga selangit? Apalagi
kalau rasanya tidak begitu enak.
Masyarakat
sekarang mungkin sudah mulai lupa tentang makanan khas dari daerah – daerah di
Indonesia. Tentu ini bukan salah mereka juga, berbagai jenis makanan sekarang
telah masuk di Indonesia, entah itu makanan dari barat, korea, atau bahkan
negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Sehingga agak sulit untuk
menghafal semua makanan khas dari tiap – tiap daerah. Nah, sekarang mari kita
belajar sama – sama tentang makanan khas Jogjakarta bernama “Nasi Gudeg” ini.
Perkembangan Makanan Gudeg
Saat
Jogjakarta pertama kali dibangun, makanan lezat satu ini memang sudah dikenal
masyarakat. Sejarah gudeg bermula dari 5 abad yang lauk dimana para prajurit
Kerajaan Mataram sedang menyisir hutan belantara. Bukan tanpa sebab, namun hal
itu mereka lakukan untuk memperluas peradaban yang saat ini terletak di
kotagede. Saat para prajurit tersebut masuk ke dalam hutan, mereka menjumpai
banyak sekali pohon nangka dan kelapa.
Tentu saja, buah nangka dan kelapa dapat langsung dikonsumsi oleh para
prajurit. Namun lama – kelamaan para prajurit berpikiran untuk mengolah buah
nangka dan kelapa tersebut. Mungkin mereka merasa kurang mantap jika belum makan
nasi. Maka dari itu ratusan prajurit tersebut mulai bereksperimen untuk
menghasilkan sesuatu yang nikmat dari buah nangka dan kelapa. Salah satu dari
eksperimen itulah yang berhasil menciptakan “gudeg” yang saat ini kita kenal.
(Baca juga: Sejarah Radio)
Singkat
cerita, untuk memenuhi perut dari ratusan prajurit, buah nangka dan kelapa
tersebut dimasak di sebuah ember yang sangat besar dan terbuat dari logam.
Untuk mengaduk makanan di ember super besar, tentu membutuhkan pengaduk yang
besar dan panjang pula. Pengaduk itu terlihat seperti bukan untuk makanan,
karena besarnya menyerupai dayung perahu. Proses dari mengaduk ember super
besar tersebut dinamai dengan “hangudek” di kalangan prajurit tersebut. Dari
kata “hangudek” tersebutlah nama “gudeg” dipakai.
Terciptanya
makanan gudeg memang dinilai seperti tidak sengaja, karena prajurit Kerajaan
Mataram saat itu hanya mencari cara seadanya bagaimana menjadikan buah nangka
dan kelapa menjadi lauk. Siapa yang menyangka, resep gudeg malah menjadi ikon
atau bahkan identitas kota Jogjakarta. Kalau sobat ke Jogja, tentu pengalaman
mencicipi cita rasa nasi gudeg tidak bisa Sobat lewatkan. Nah, dari resep yang
hanya diketahui prajurit Kerajaan mataram, pelan – pelan menyebar ke masyarakat
luas. Cara menyebarnya juga tidak disertai dengan resep yang paten. (Baca juga:
Sejarah Olahraga di Indonesia)
Maka dari itu,
masyarakat sekarang melihat gudeg sebagai makanan yang fleksibel. Dapat
ditambah dengan berbagai macam lauk, atau juga bisa disantap hanya dengan kuah
(biasa juga disebut areh) saja.
Di jaman dulu,
ketika masih belum ada mobil mewah dan berbagai macam merek smartphone. Makanan
juga bisa menjadi tolak ukur kekayaan seseorang. Seperti yang disebutkan
diatas, menyantap olahan buah nangka dan kelapa dengan dicampur kuah saja sudah
bisa disebut dengan nasi gudeg. Tentunya orang yang menyantap dengan kuah saja
berasal dari orang kelas bawah. Sedangkan orang kelas menegah mungkin bisa
menambahkan lauk seperti tempe dan tahu. Namun, orang yang berasal dari keluarga
ningrat (keluarga kelas menegah ke atas) biasa menyantap nasi gudeg dengan
tambahan lauk telur dan ayam.
Bahan dan Bumbu :
·
Garam 2 sendok makan
·
Kemiri yang disangrai 10 butir
·
Ketumbar yang sudah disangrai 1 sendok teh
·
Bawang merah 15 butir
·
Bawang putih 10 butir
·
Merica bubuk setengah sendok teh
·
Nangka muda kurang lebih 1 kg
·
Santan 2 liter
·
Air kelapa 1 liter
·
Lengkuas yang diiris memangjang
·
Daun salam 5 lembar
·
Telur rebus (sesuai selera Anda)
·
Gula aren 200 gram
·
Setelah bahan-bahan diatas sudah
siap, Anda dapat membuat gudeg dengan cara sebagai berikut:
Cara memasak gudeg asli jogja
1. Cuci
nangka yang tadi sudah Anda siapkan, lalu dipotong dadu
2. Rebus
nangka tersebut beberapa menit kemudian tiriskan
3. Masukkan
telur rebus, gula aren, dan nangka yang sudah dipotong tadi ke panci.
Sebelumnya, Anda perlu memberi alas pada panci dengan beberapa lembar daun
salam yang tadi disiapkan, sedangkan diatasnya diletakkan irisan lengkuas.
4. Haluskan
bumbu-bumbu kemudian campurkan dengan setengah air kelapa. Lalu aduk merata dan
tuangkan pada panci.
5. Tuangkan
air kelapa yang tidak dicampur sampai telur dan nangka semuanya terendam
kemudian tutup pancinya.
6. Masak
selama kurang lebih 2 jam dengan api sedang tanpa membuka tutup panci
7. Jika
air sudah menyusut, sisihkan, dan angkat telur
8. Tuangkan
santan dan aduk sambil menghancurkan potongan nangka. Telur dimasukkan lagi
hingga sedikit terendam dengan nangka.
9. Masak
kembali kurang lebih 3 sampai 4 jam dengan api kecil sambil diaduk perlahan.
10. Jika
santan sudah habis dan gudeg dirasa sudah berwarna coklat kemerahan itu berarti
gudeg yang Anda buat sudah matang.
0 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)